Agar Aku Sukses Menuntut Ilmu (Bag. 7) : Optimalkan Masa Muda untuk Belajar
Baca pembahasan sebelumnya Agar Aku Sukses Menuntut Ilmu (bag. 6) : Berikan Perhatianmu Kepada Ilmu
Bismillah …
Fase Terbaik dalam Usia Manusia
Umur manusia berjalan pada tiga fase kehidupan: fase balita, fase muda, kemudian fase tua. Dua di antaranya (fase balita dan fase tua) adalah titik lemah manusia. Hanya satu fase saja manusia berada di titik terkuat dan puncak kesempurnaan akal dan fisiknya, yaitu masa muda. Sehingga kehidupan kita, diawali dengan kelemahan yaitu saat balita, dan berakhir dengan kelemahan, yaitu tua. Ibarat seorang yang menaiki gunung, dari lembah menuju puncak kemudian turun kembali ke ke lembah.
Allah Ta’ala berfirman,
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا ۚ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ مِن قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُّسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).” (QS. Ghofir: 67)
Baca Juga: Masa Muda yang DipertanggungJawabkan
Optimalkan Masa Muda kita
Jika diperhatikan perjalanan siklus kehidupan kita, kita berada di posisi sempurna kekuatan akal dan fisik, hanya di satu kesempatan saja, yaitu di masa muda. Masa yang sedikit, minoritas dari tiga fase hidup kita dan sangat sebentar. Sungguh merugi jika usia muda tersebut tidak kita manfaatkan untuk belajar.
Imam Ahmad pernah mengatakan,
ما شبهت الشاب إلا بشيء كان في كمي فسقط
“Tidak ada permisalan yang paling tepat untuk waktu muda, kecuali ibarat seorang yang memegang barang di genggamannya lalu terjatuh.” (Mukhtashor Ta’dhim Al-‘Ilmi, hal. 24)
Jangan sampai kita berprinsip, taubat di masa tua saja. Sekarang mumpung masih muda, kita nikmati dunia, foya-foya, dan bersenang-senang. Saat sudah tua, baru sadar akhirat, sadar belajar agama. Jangan sampai prinsip ini merasuki kita. Akankah kita persembahkan untuk Allah lemah-lemah kita?! Masa kuat saat muda, kita persembahkan untuk hawa nafsu?! Apakah kita berikan untuk Allah hanya sisa-sisa?! Di mana sikap pengagungan kepada Allah Tuhan Pencipta kita?!
Maka mensyukuri masa muda, adalah dengan mengorbankannya untuk ibadah dan belajar tentang agama Allah Ta’ala.
Baca Juga: Menjaga Anak dan Pemuda dari Paham Liberal dan Pluralisme
Keutamaan Menuntut Ilmu di Usia Muda
Belajar di usia muda, akan lebih efektif. Ilmu mudah diserap dan dipahami. Karena akal dan pikiran, berada di puncak kekuatannya. Hasan Al-Basri rahimahullah memberikan testimoni,
العلم في الصغر كالنقش في الحجر
“Ilmu yang dipelajari saat masih muda, akan melekat seperti seorang yang memahat batu.” (Mukhtashor Ta’dhim Al-‘Ilmi, hal. 24)
Artinya, tulisan di pahatan batu, akan awet ada, tidak mudah terhapus.
Namun pesan ini bukan berarti menanamkan pesismisme kepada orang-orang tua untuk belajar. Mari terus belajar di usia apapun kita. Dan jangan malu belajar meski sudah berumur. Karena banyak pula di antara para sahabat Nabi shallallahu ’alahi wa sallam yang belajar, tak lagi di usia muda, mereka mulai belajar saat sudah menjadi ayah, bahkan ada yang sudah menjadi kakek untuk cucu-cucunya. Namun mereka tetap bisa menjadi yang terdepan dalam ilmu dan amal. Tidak da kata terlambat untuk belajar.
Wallahua’lam bis sholab.
Baca Juga:
Penulis: Ustadz Ahmad Anshori, Lc
Artikel asli: https://muslim.or.id/54491-agar-aku-sukses-menuntut-ilmu-bag-7-optimalkan-masa-muda-untuk-belajar.html